Pages

Ads 468x60px

Thursday, November 25, 2010

SAAT KEJATUHAN KHILAFAH ISLAMIYAH...(3 MAC 1924)

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM..
tanggal 3 Mac 1924, maka bermulalah tarikh keramat, tarikh kesedihan dan tarikh malapetaka bagi umat islam akibat kejatuhan khilafah islamiyah di tangan MUSTAFA KAMAL AL-TARTUK..oleh itu wahai sahabat2, ayuhlah kita semua berganingan dan tenaga, berpandukan AL-QURAN dan AS-SUNNAH dalam menegakkan kembali khilafah islamiyah yg telah jatuh..janganlah rasa penat dan lelah berjuang, janganlah merasakan perjuangan kita menuntut kemenangan pada masa yg pendek, tapi ingatlah..perjungan ini memerlukan nafas JIHAD yang panjang,..mungkin saja kemenangan ini tidak dapat dirasai oleh generasi kita tetapi generasi akan datang akan terus mmperjuangkan..jgnlah kita takut kerana CAHAYA AGAMA ALLAH TIDAK AKAN PERNAH PADAM..TAKBIR!!!!


Keruntuhan Khilafah Islamiyah terakhir di Istambul hendaknya menjadi renungan bagi kita. Beberapa faktor penyebab utama kemunduran Negara Khilafah diantaranya;Konspirasi Negara-negara kafir imperialis, pengkhianatan penjawat tinggi Negara, adanya idea-idea rosak (nasionalisme,patriotisme, demokrasi dan HAM) yang mempengaruhi pemikiran kaum muda di Turki dan wilayah Khilafah lainnya, terhentinya ijtihad, upaya memasukkan Undang-undang barat dalam konstitusi Negara Khilafah, penghancuran aqidah Islam melalui serangan misionaris Kristen (mubaligh yang berjuang memurtadkan orang2 islam). Puncaknya, pada tanggal 3 Mac 1924, agen Inggeris keturunan Yahudi Dunamah bernama Mustafa Kemal Pasha menyatakan dibubarkannya Negara Khilafah Islamiyah yang berpusat di Istambul, dan kemudian menggantinya dengan sistem republik dengan asasnya sekular-demokrasi serta memindahkan ibukota Turki dari Istambul ke Ankara.


Sultan Abdul Hamid dan Yahudi

Pada masa pemerintahan Khalifah Sultan Abdul Hamid II, Pemimpin Zionis Internasional bernama Theodore Herzl melalui sahabatnya yang dekat dengan keluarga istana meminta kepada Khalifah untuk memberikan tanah Palestin kepada orang-orang Yahudi. Dan jika diizinkan menduduki Palestin, orang-orang Yahudi akan menyelesaikan utang-utang Negara Khilafah. Namun apa yang terjadi Khalifah Sultan Abdul Hamid II menolak dengan tegas,melalui suratnya; “Nasehatilah temanmu Herzl agar dia tidak mengambil langkah-langkah baru mengenai masalah ini, sebab saya tidak bisa mundur dari tanah suci ini (Palestin) walaupun hanya sejengkal. Sebab tanah ini bukanlah milik saya. Dia milik bangsa dan rakyat saya. Nenek moyang saya telah berjuang demi mendapatkan tanah ini. Mereka telah menyiraminya dengan titisan darah demi mendapat tanah ini. Maka biarkanlah orang-orang Yahudi itu menggenggam jutaan wang mereka. Jika negeriku hancur lebur, maka sangat mungkin mendapatkan negeri Palestin tanpa ada balasan apapun. Namun patut diingat, bahwa hendaklah penghancuran itu dimulai dari tubuh dan raga kami. Namun tentunya saya juga tidak akan menerima, raga saya dirosak binasa sepanjang hayat masih dikandung badan”.Demikianlah, Herzl gagal merayu Sultan Abdul Hamid II untuk menduduki tanah Palestin. Padahal waktu itu utang Negara Khilafah mencapai 20 juta lira.


Setelah gagal merayu Sultan Abdul Hamid II, Zionisme Internasional kemudian memulai dengan menggerakkan media-media internasional untuk menjatuhkan Khalifah. Setelah itu, mereka menyatukan musuh-musuh Sultan Abdul Hamid II yang tumbuh dan bercampur baur dalam masyarakat Utsmani. Kita dapatkan para pengikut demokrasi (dan mereka yang diperalat kaum demokrat,pen) melakukan rencana yang sangat teratur dan menyerang. Mereka menguasai jaringan bisnes dunia, media-media Eropa, sehingga sangat mungkin bagi mereka untuk membentuk pandangan umum tentang pentingnya memecat Sultan Abdul Hamid II dari jabatannya sebagai seorang Khalifah.


Pemecatan Khalifah Sultan Abdul Hamid II

Kemudian pada tanggal 31 Mac 1909, Zionis Internasional melakukan konspirasi, yaitu peristiwa tragis yang menimbulkan goncangan hebat. Peristiwa tersebut terjadi di kota Istambul, dimana telah terjadi pembunuhan berdarah yang menimbulkan korban jiwa. Dan kemudian mereka menuduh Sultan Abdul Hamid II terlibat dalam peristiwa tersebut. Peristiwa tersebut juga membuat orang-orang Yahudi Eropa dari Organisasi Persatuan dan Pembangunan (nama lain dari Gerakan Turki Muda pimpinan Mustafa Kemal) memasuki Istambul untuk melakukan acara penurunan baiah di pusat kota menuntut pemecatan Sultan Abdul Hamid II dari jawatannya seorang Khalifah. Dengan dukungan media-media di Turki dan Eropa, mereka menuduh Sultan merencanakan terjadinya peristiwa 31 Mac, membakar mushaf-mushaf Al-Qur`an, pemboros, penumpah darah, dan zhalim.


Untuk menjayakan dengan baik tujuan tersebut, para revolusionir bentukan Yahudi melakukan tekanan kepada mufti Islam Muhammad Zhiyaudin untuk mengeluarkan fatwa pemecatan. Pada hari selasa 27 April 1909 M., sebanyak 240 anggota Majelis A`yan (tokoh-tokoh masyarakat yang ditunjuk) mengadakan pertemuan bersama dan menetapkan pemecatan Sultan Abdul Hamid II. Namun sebagian anggota menolak menerima draft tersebut, diantaranya sekretari fatwa Nuri Affandi yang hadir dalam pertemuan tersebut.


Namun atas usulan dan desakan dari Organisasi Persatuan dan Pembangunan, akhirnya dibentuklah panitia untuk menyampaikan keputusan pemecatan khalifah kaum muslimin, panitia tersebut terdiri dari:Immanuel Qarashu (seorang Yahudi asal Spanyol), Aaram (Anggota Majelis Perwakilan yang berasal dari Armenia), As`ad Thuathani(Utusan Albania), Arif Hikmat (anggota Majelis `Ayan,asal Irak Karajabani). Kemudian melalui mereka dilakukan (pemberitahuan) pemecatan Sultan Abdul Hamid II sebagai Khalifah, dan pada saat bersamaan Sultan Abdul Hamid berkata kepada mereka, ”Sesungguhnya ini tak lebih dari perbuatan orang-orang Yahudi yang mengancam Khilafah, lalu apa maksud kalian membawa orang ini (Emmanuel) datang kehadapanku?”. Setelah Sultan Abdul Hamid II diturunkan dari jabatannya, kemudian beliau dibuang ke Salonika (wilayah Kekhilafahan Turki yang berbatasan dengan Yunani).

Orang-orang Yahudi dan Freemasonry mengangkat hari penjatuhan Sultan Abdul Hamid II sebagai hari raya mereka. Mereka meluapkan kegembiraan dengan mengadakan demonstrasi dijalan-jalan pusat kota Istambul, Turki Utsmani. Setelah diturunkan dari jabatannya,Sultan Muhammad Rasyad menggantikan beliau sebagai Khalifah kaum muslimin.
Tidak berapa lama kemudian, muncullah hakikat sebenarnya yang dilakukan oleh musuh-musuh Islam dari kalangan Yahudi dan Kristen dan lebih khusus lagi Inggris. Mereka melihat, bahwa penghancuran Khilafah bukanlah perkara yang mudah, kecuali dengan cara membuat pahlawan boneka dan menggambarkan opini umum tentang sosoknya yang besar dan keramat. Dan mereka mengusulkan nama Musthafa Kemal agar menjadi sumber harapan dan sumber penghormatan di kalangan perwira tentara dan rakyat Utsmani.

Mereka membuat beberapa sandiwara peperangan untuk mengangkat (mengorbitkan) nama Musthafa Kemal sebagai pahlawan. Mereka bertempur tetapi tidak ada peluru dan meriam yang ditembakkan pihak sekutu. Musthafa Kemal berhasil mendesak pasukan sekutu mundur dari wilayah Turki. Kemenangan sandiwara ini disambut oleh rakyat Turki dan menyanjung nama Musthafa Kemal serta menganggapnya sebagai pahlawan penyelamat. Inggris mempublikasikan kemenangan (sandiwara) Musthafa Kemal secara besar-besaran. Atas kemenangan ini Musthafa Kemal mengatakan dihadapan publik; ”Semua rencana tidak akan dilakukan kecuali untuk melindungi kesultanan dan Khilafah serta membebaskan Sultan dan negeri ini dari perbudakan negara asing”. Di sisi lain Duta Besar Inggris mengeluarkan beberapa pernyataan yang ditujukan kepada bangsa Turki supaya mematuhi khalifahnya, seolah-olah mereka berdiri dipihak Sultan dan bermusuhan dengan Musthafa Kemal. Maka bertambahlah kebencian terhadap Khalifah dan bertambahlah kecintaan terhadap pahlawan (boneka) yang memerangi sekutu

Kebusukan rencana Musthafa Kemal mulai terbongkar pada tahun 1341 H/ 1923 M, Organisasi Nasional Turki pimpinan Mustafa Kemal mengumumkan berdirinya Republik Turki yang beribukota di Ankara dan dia terpilih sebagai presiden pertamanya, peristiwa ini membuat posisi Khalifah Sultan Muhammad Wahidudin terancam, kemudian dia melarikan diri ke Malta dengan kapal Inggris. Awalnya Musthafa Kemal berpura-pura tetap menjaga eksistensi Sistem Khilafah dengan menunjuk Sultan Abdul Majid II menggantikan Sultan Muhammad Wahidudin.
Namun pada tanggal 27 Rajab 1342 H bertepatan dengan 3 Maret 1924 M, Musthafa Kemal memanggil semua pendiri Organisasi Persatuan dan Pembangunan,dia yakin bahwa tidak ada seorangpun yang berani menentang dirinya. Di hadapan anggota, dia mengusulkan untuk membuat projek pembubaran khilafah yang dia sebut sebagai `bisul abad pertengahan`. Akhirnya pada pertemuan tersebut Sistem Kekhilafahan Islam dibubarkan.Pada keesokan harinya, Khalifah Sultan Abdul Majid II dan keluarga Ustmani diusir dari Ibukota Istambul, hartanya disita, dan Musthafa Kemal mengganti sekolah-sekolah Islam dengan sekolah sekuler dibawah kementrian pendidikan. Hal itu dilakukan untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan pimpinan delegasi Inggris, Lord Curzon pada saat perjanjian Lausanne tanggal 23 Juli 1923.

Setelah khilafah Islam dibubarkan dan pasukan Inggris ditarik dari wilayah Turki. Menteri luar negeri Inggris, Curzon dipanggil Senat Inggris untuk mempertanggungjawabkan perihal penarikan pasukan Inggris dari wilayah Turki, dihadapan anggota Senat Curzon berkata, ”Utama persoalannya adalah bahwa Turki telah dihancurkan dan tidak akan pernah bangkit kembali, karena kita telah berhasil menghancurkan dua kekuatan spiritualnya, yaitu Khilafah dan Islam”.


Khatimah
Demikian sedikit sebanyak kisah detik-detik terakhir runtuhnya Khilafah Islamiyah.Wahai saudaraku, kita tahu bahwa orang-orang kafir seperti Yahudi dan nasrani akan selalu memusuhi kaum muslimin. Mereka menyukai apa-apa yang menyusahkan kita dan mereka akan selalu melakukan konspirasi untuk berusaha memecah belah dan memusnahkan kaum muslimin. Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya orang-orang yahudi dan nasrani tidak akan pernah ridha sampai kamu masuk dalam golongan mereka”.(QS.Al Baqarah :120)

Sudah saatnya kita membangun ukhuwah Islamiyah dan menghadapi musuh bersama, yaitu orang-orang kafir dan munafik yang selalu menghina Islam dan kaum muslimin. Dan memfokuskan pada pandangan urgensi penegakkan Khilafah dan Syariah untuk menjadikannya pandangan umum ditengah-tengah masyarakat (bukan dengan demokrasi, diskriminasi gender,HAM,dll).

Saudaraku, khilafah pasti akan tegak dengan atau tanpa kita. Karena ini merupakan janji Rasulullah SAW:


“...Sesungguhnya akan ada Khilafah yang mengikuti metode kenabian”(HR.Ahmad)

Tinggal kita memilih, apakah kita menjadi orang yang berjuang terhadap penegakan Khilafah dan Syariah, atau kita menjadi orang yang setuju terhadap penegakkan Khilafah dan syariah ketika Khilafah sudah tegak.

sesungguhnya beruntunglah bagi yang menegakkanya,
rugilah bagi mereka yang hanya duduk diam menyaksikannya
tetapi akan celakalah mereka yang menghalanginya.

Wallaahu'alam..

Tuesday, November 23, 2010

dijemput BIDADARI SYURGA



Justeru, ayuh kita berdoa agar kita dikurniakan bidadari syurga seperti yang dimiliki oleh seorang sahabat Rasulullah saw. Hanzhalah bin Abu Amir. Hanzhalah beruntung bukar sekadar sempat membina rumahtangga syurga bersama bidadari pilihannya Ukhti Jamilah, tetapi dia beroleh juga bidadari-bidadariri syurga yang setia menantinya.

Nama lengkapnya Hanzhalah bin Abu ‘Amir bin Shaifi bin Malik bin Umayyah bin Dhabi’ah bin Zaid bin Uaf bin Amru bin Auf bin Malik al-Aus al-Anshory al-Ausy. Pada masa jahiliyah ayahnya dikenal sebagai seorang pendeta, namanya Amru.
Suatu hari ayahnya ditanya mengenai kedatangan Nabi dan sifatnya hingga ketika datang, orang-orang dengan mudahnya dapat mengenalnya. Ayahnya pun menyebutkan apa yang ditanyakan. Bahkan secara terang-terangan dirinya akan beriman dengan kenabian itu. Ketika Allah turunkan Islam di jazirah Arab untuk menuntun jalan kebenaran melalui nabi terakhir, namun dirinya mengingkarinya. Bahkan dirinya hasad dengki dengan kenabian Muhammad saw. Namun dengan kebesaran Allah swt. tiak lama kemudian Allah bukakan hati anaknya, Hanzhalah untuk menerima kebenaran yang dibawa Rasulullah saw. Sejak itulah jiwa dan raganya untuk perjuangan Islam.

Kebencian ayahnya terhadap Rasulullah membuat darahnya naik turun. Bahkan meminta izin Rasulullah untuk membunuhnya. Tapi Rasulullah tidak mengizinkan. Sejak itulah keyakinan akan kebenaran ajaran Islam semakin menancap di relung hatinya. Seluruh waktunya digunakan untuk menimba ilmu dari Rasulullah.
Di tengah kesibukannya mengikuti da’wah Rasulullah yang penuh dinamik, tak terasa usia telah menghantarkannya untuk memasuki fasa kehidupan berumah tangga. Disamping untuk melakukan regenerasi, tentu ada hikmah kurniaan Allah yang tidak mungkin dapat dijangkanya.

Hanzhalah menikahi Jamilah binti Abdullah bin Ubay bin Salul, anak sahabat ayahnya. Mertuanya itu dikenali sebagai sebagai tokoh munafik, menyembunyikan kekafiran dan menampakkan keimanan. Dia berpura-pura membela Nabi saw dalam Perang Uhud; namun ketika rombongan pasukan muslim bergerak ke medan juang, dia menarik diri bersama orang-orangnya, kembali ke Madinah.

Sementara itu situasi Madinah dalam keadaan siap siaga. Kaum muslimin sudah mencium gelagat dan gerak-gerik rancangan penyerangan pasukan Abu Sufian. Situasi Madinah sangat genting pada saat itu. Namun walau dalam situasi seperti itu, Hanzhalah dengan tenang hati dan penuh keyakinan akan melangsungkan pernikahannya. Sungguh tindakannya itu merupakan gambaran pemuda yang senantiassa tenang menghadapi pelbagai macam keadaan.

Hanzhalah menikahi Jamilah, sang kekasih, pada suatu malam yang paginya akan berlangsung peperangan di Uhud. Beliau meminta izin kepada Nabi saw. untuk bermalam bersama isterinya. Beliau tidak tahu persis apakah itu pertemuan atau perpisahan. Nabi pun mengizinkannya bermalam bersama isteri yang baru saja dinikahinya.
Mereka memang baru saja menjalin sebuah ikatan. Memadu segala rasa dari dua lautan jiwa. Berjanji, menjaga bahtera tidak akan karam walau kelak badai garang menghadang. Kini, dunia seakan menjadi milik berdua. Malam pertama yang selalu panjang bagi setiap mempelai dilalui dengan penuh mesra. Tidak diharapkannya pagi segera menjelang. Segala gemuruh hasrat tertumpah. Sebab, sesuatu yang haram telah menjadi halal.

Langit begitu mempesona. Kerlip gemintang bagaikan menggoda rembulan yang sedang kasmaran. Keheningannya dihiasi keindahan rembulan, diukirnya do’a-do’a dengan goresan harapan, khusyu’, berharap regukan kasih sayang dari Sang Pemilik Cinta. Hingga tubuh penat itupun bangkit, menatap belahan jiwa dengan tatapan cinta. Hingga, sepasang manusia itu semakin dimabuk kepayang.
Indah…

Sungguh sebuah episode yang teramat indah untuk dilewatkan. Namun disaat sang pengantin asyik terbuai wanginya aroma cinta, seruan jihad berkumandang dan menghampiri gendang telinganya.

“Hayya ‘alal jihad… hayya ‘alal jihad…!!!”

Pemuda yang belum lama menikmati indahnya malam pertama itu tersentak. Suara itu terdengar sangat tajam menusuk telinganya dan terasa menghunjam dalam di dadanya. Suara itu seolah-olah irama syurgawi yang lama dinanti. Hanzalah harus mengeluarkan keputusan dengan cepat. Bersama dengan hembusan angin fajar pertama, Hanzhalah pun segera melepaskan pelukan dari sang isteri.

Dia segera menghambur keluar, dia tidak menunda lagi keberangkatannya, sehingga dia tidak sempat mandi terlebih dahulu. Isterinya meneguhkan tekadnya untuk keluar menyambut seruan jihad sambil memohon kepada Allah agar suaminya diberi anugerah salah satu dari dua kebaikan, menang atau mati syahid,

Dia berangkat diiringi deraian air mata kekasih yang dicintainya. Ia berangkat dengan kerinduan mengisi relung hatinya. Kerinduan saat-saat pertama yang sebelumnya sangat dinantikannya, saat mereka berdua terikat dalam jalinan suci. Namun semua itu berlalu bagaikan mimpi. Hanzalahpun akhirnya berangkat menuju medan juang untuk memenangkan cinta yang lebih besar atas segalanya. Bahkan untuk meraih kemenangan atas dirinya sendiri.

Kenikmatan yang bagai tuangan anggur memabukkan tidak akan membuatnya terlena. Sehingga, iringan do’alah yang mengantar kepergiannya ke medan jihad. Dia bergegas mengambil peralatan perang yang memang telah lama dipersiapkan. Baju perang membalut badan, sebilah pedang terselip dipinggang. Siap bergabung dengan pasukan yang dipimpin Rasulullah saw.

Berperang bersama Hamzah, Abu Dujanah, Zubair, Muhajirin dan Anshar yang terus berperang dengan pekikan semangat, seolah tidak ada lagi yang dapat menahan mereka. Bulu-bulu putih pakaian Ali, serban merah Abu Dujanah, serban kuning Zubair, serban hijau Hubab, melambai-lambai bagaikan bendera kemenangan, memberi kekuatan bagi barisan di belakangnya.

Tubuh Hanzhalah yang perkasa serta merta langsung berada di atas punggung kuda. Sambil membenahi posisinya di punggung kuda, tali kekang ditarik dan kuda bergerak secepat kilat menuju barisan perang yang tengah bekecamuk. Tangannya yang kekar memainkan pedang dengan gerakan menebas dan menghentak, menimbulkan kesan bak hempasan angin puting beliung.

Musuh datang bergulung. Merimbas-rimbas. Tak gentar, ia justru maku ke hadapan. Menyibak. Menerjang kecamuk perang. Nafasnya tersengal. Torehan luka di badan sudah tidak terbilang. Tujuan utama ingin berhadapan dengan komandan pasukan lawan. Serang! Musuhpun bergelimpangan.

Takbir bersahut-sahutan. Lantang membahana bagai halilintar. Berdentam. Mendesak-desak ke segenap penjuru langit. Hanzhalah terus menerjang. Terjangannya dahsyat laksana badai. Pedangnya berkelebat. Suaranya melenting-lenting. Kilap mengintai. Deras menebas. Berkali-kali orang Quraisy yang masih berkutat dalam lembah jahiliyah itu mati terbunuh di tangannya.

Sementara itu, dari kejauhan Abu Sufian melihat lelaki yang luarbiasa itu. Dia ingin sekali mendekati dan membunuhnya, tetapi semangatnya belum juga cukup untuk membalas dendam kepada pembunuh anaknya di perang Badar itu. Situasi berbalik, kali ini giliran Hanzhalah mendekati Abu Sufian ketika teman-temannya justru melarikan diri ketakutan. Abu Sufian terpaksa berhadapan dengannya, satu lawan satu. Abu Sufian terjatuh dari kudanya. Wajahnya pucat, ketakutan.

Pedang Hanzhalah yang berkilauan siap merobek lehernya. Dalam hitungan detik, nyawanya akan melayang. Tapi, dalam suasana genting itu, Abu Sufian berteriak minta tolong, “Hai orang-orang Quraisy, tolong aku.”

Namun, untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Syadad bin Al-Aswad yang memang sudah disiagakan untuk menghabisi Hanzhalah, berhasil membaca gerakan Hanzhalah dan menebas tengkuknya dari belakang. Tubuh yang gagah dan tegap itu jatuh berdebum ke tanah, Para sahabat yang berada di sekitar dirinya cuba untuk memberi pertolongan, namun langkah mereka terhenti.

Lantas orang-orang Quraisy di sekitarnya tanpa ampun mengayunkan pedangnya kepada Hanzhalah, dari kiri, kanan, dan belakang, sehingga Hanzhalah tersungkur. Dalam situasi yang sudah parah, darah mengalir begitu deras dari tubuhnya, ia masih dihujani dengan lemparan tombak dari pelbagai penjuru.

Tidak lama, kecamuk perang surut. Sepi memagut. Mendekap perih di banyak potongan tubuh yang tercerabut. Hanzhalah ternyata syahid di medan Uhud. Di sebuah gundukan tanah yang tampak masih basah, jasadnya terbujur.

Sentuhan cahaya terang dari langit membungkus jenazah Hanzhalah dan mengangkatnya ke angkasa setinggi rata-rata air mata memandang. Juga terjadi hujan seketika dan tubuhnya terbolak-balik seperti ada sesuatu yang hendak diratakan oleh air ke sekujur tubuh Hanzhalah. Bayang-bayang putih juga berkelibat mengiringi titisan air hujan. Hujan mereda, cahaya terang padam diiringi kepergian bayang-bayang putih ke langit dan tubuh Hanzhalah kembali terjatuh dengan perlahan.

Subhanallah! Padahal sedari tadi hujan tidak pernah turun setitis pun. Para sahabat yang menyaksikan merasa hairan. Para sahabat kemudian membawa jenazah yang basah kuyup itu ke hadapan Rasulullah saw dan menceritakan tentang peristiwa yang mereka saksikan. Seorang sahabat berkata, “Aku benar-benar melihat malaikat sedang memandikan Hanzhalah di antara langit dan bumi dengan air dari awan dalam sebuah tempat besar terbuat dari perak.” Demikian Urwah ra menegaskan kesaksiannya tentang kesyahidan Hanzhalah di perang Uhud.

Rasulullah meminta agar seseorang segera memanggil isteri Hanzhalah.

Wanita yang dimaksudkan tiba di hadapan Rasul, beliau menceritakan begini dan begini tentang Hanzhalah dan bertanya: “Apa yang telah dilakukan Hanzhalah sebelum kepergiannya ke medan perang?”

Wanita itu tertunduk. Rona pipinya memerah, dengan senyum tipis ia berkata: “Hanzhalah pergi dalam keadaan junub dan belum sempat mandi ya Rasulullah!”

Rasulullah kemudian berkata kepada yang hadir. “Ketahuilah oleh kalian. Bahawasanya jenazah Hanzhalah telah dimandikan oleh para malaikat. Bayang-bayang putih itu adalah isteri-isterinya dari kalangan bidadari yang datang menjemputnya.”
Dengan malu-malu mereka (para bidadari) berkata; “Wahai Hanzhalah, wahai suami kami. Lama kami telah menunggu pertemuan ini. Mari kita keperaduan.”

“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih?. (iaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya, niscaya Allah mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam syurga ‘Adn. Itulah keberuntungan yang besar.” (QS 61:10-12).

Ternyata, jalannya JIHAD “Hayya ‘alal jihad… hayya ‘alal jihad…!!!” di jalan Allah swt untuk memiliki bidadari syurga.. Ayuh kita tingkatkan tekad untuk terus istiqamah dengan jihad yang sedang kita laluinya wahai sahabat-sahabatku. Jangan pernah ada rasa lelah dan lemah kerana motivasi kita bekerja adalah syurga dan ukhrawi. Mari kita mengikuti jejak langkah para sahabat saw. yang sentiasa meletakkan akhirat dan syurga sebagai motivasi amal mereka walau apapun ujian, mehah dan tribulasi yang dihadapi

sumber: http://yaakhiii.blogspot.com/

Sunday, November 21, 2010

BERUNTUNGNYA WANITA :)


Beruntungnya seorang wanita yang ada rahim,.
dia bekerja dengan Allah,..

jadi kilang manusia.,

tiap-tiap bulan dapat cuti,

pas tu gaji penuh pulak tu..

7 hingga 15 hari sebulan dia tak wajib solat..
akan tetapi Allah anggap di waktu itu sembahyang terbaik darinya..

Cuti bersalin lagila lama,60 hari..
cuti ni bukan cuti suka hati..
tapi Allah bagi sebab dia bekerja dengan Allah dengan penuh kesabaran..
untuk melahirkan seorang insan yang bergelar manusia di muka bumi ini..

kalau orang lelaki tak dak cuti solat..
sebab solat wajib baginya dari baligh sampailah meninggal dunia.
.
Satu lagi berita gembira buat wanita,
sepanjang dia mengandung Allah sentiasa mengampunkan dosanya,

lahir saja bayi seluruh dosanya turut hilang,
maka nikmat Tuhanmu manakan yang hendak engkau dustakan,

jadi kenapa takut nak bersalin??..

seandainya wanita itu meninggal sewaktu bersalin,

itu dianggap mati syahid di jalan Allah..
dan diizinkan masuk terus ke syurga..


Haidh seorang wanita menjadi penebus dosanya yang lalu.
Jika pada hari pertama haidhnya dia membaca..

‘ALHAMDULILLAH I ‘ALAA KULLI HALIN WA ASTAGHFIRULLAH (segala puji bagi Allah dalam segala keadaan dan aku mohon kepada Allah keampunan dari segala dosa)’,
maka Allah swt akan membebaskannya dari neraka..

dan dengan mudah melalui shiratul mustaqim dengan aman dari seksa..
Bahkan Allah swt akan mengangkatkan darjatnya..
sama seperti darjat 40 orang syuhada’..
apabila dia selalu berzikir kepada Allah selama haidhnya..


p/s:
Wanita jagalah dirimu…

Sucikanlah 4 perkara dengan 4 perkara:

“ wajahmu dengan linangan air mata keinsafan,lidahmu basah dengan berzikir kepada Penciptamu,hatimu takut dan gementar kepada kehebatan Robbmu,dan dosa-dosa yang silam disulami dengan taubat kepada Dzat yang memilikimu,,”

Friday, November 19, 2010

TUNTUTAN MEMBENTUK TANZIM HARAKI DAN KEWAJIBAN BEKERJA DI DALAMNYA


“Dalam periode ini, Da’i perlu memperhatikan masalah ‘amal, bagaimana caranya memulai kehidupan menurut Islam dan menegakkan Hukum Islam di kalangan masyarakat. Da’i harus yakin, bahawa tugas ini adalah tugas keagamaan, yang hukumnya wajib. Dan memulai kehidupan yang seperti ini, tentulah memerlukan adanya suatu jama’ah, yang mengadakan suatu GERAKAN yang teratur yang disinari oleh cahaya Islam. Untuk meneliti hal ini, Da’i perlu memperhatikan hal-hal yang berikut:

1. Da’wah Rasulullah merupakah suatu Gerakan:

Sebagai landasan yang menguatkan perlunya membentuk suatu Gerakan ialah praktik Rasulullah Sallallahu ‘alaihi Wasallam bagaimana caranya baginda dahulu membentuk suatu Negara Islam. (Daulah Islamiyyah). Rasulullah Sallallahu ‘alaihi Wasallam tidaklah berpegang pada cara bekerja secara individu. Semenjak hari pertama dari Da’wahnya, Rasulullah begitu mementingkan terbentuknya suatu GERAKAN yang teratur. Untuk kepentingan itu, Rasulullah Sallallahu ‘alaihi Wasallam lebih dahulu memilih tenaga-tenaga teras, untuk dijadikan suatu daya pendorong dalam pelayaran kapal Islam.

Tidak lama kemudian ternyata kapal Islam itu penuh sesak dengan penumpang yang datang dari seluruh penjuru dunia ini. Beritanya memenuhi mata telinga dan hati dunia. Demikianlah usaha Rasulullah Sallallahu ‘alaihi Wasallam selama baginda berda’wah di Mekah.

2. ‘Amal Jama’i adalah kewajiban Agama

Dari keterangan yang tersebut di atas, dapatlah ditegaskan, bahawa bekerjasama untuk menegakkan ajaran Islam, itu merupakan tugas keagamaan. Kita wajib memulai kehidupan menurut Islam. Dan kewajiban ini tidak dapat dilaksanakan tanpa membentuk suatu JAMA’AH (Organisasi). Oleh yang demikian membentuk JAMA’AH untuk memulai gerakan Islam juga hukumnya menjadi wajib.

Dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Sallallahu ‘alaihi Wasallam begitu banyak perintah supaya kaum Muslimin bersatu, tolong-menolong, dan tegak dalam satu barisan. Kita mulai dengan Ayat-ayat Al-Qur’an:


“Hendaklah ada di antara kamu suatu golongan yang menyeru kepada kebaikan,
menyuruh orang berbuat baik, dan melarang orang berbuat yang tidak baik, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

(Surah Ali-’Imran: ayat 104)

“Kamu adalah ummat yang terbaik, yang dilahirkan untuk ummat manusia; kamu
menyuruh orang berbuat baik, dan melarang orang berbuat yang tidak baik, dan kamu beriman kepadaAllah.”

(Surah Ali-’Imran: ayat 110)

“Kenapa tidak pergi suatu kelompok yang kecil dari tiap-tiap golongan yang besar di antara kamu, untuk memperdalam pengetahuannya tentang agama, dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya, apabila mereka telah kembali kepada kawannya itu, agar supaya kaumnya itu dapat menjaga dirinya.”
(Surah Al-Taubah: ayat 122)

Dan Allah S.W.T berfirman kepada Nabi Musa dan Nabi Harun A.S:

“Allah berfirman: “Kami akan membantu engkau dengan mengutus saudaramu, dan Kami akan memberikan kepada kamu berdua kekuasaan yang besar, sehingga mereka, Fir’aun dan pengikutnya, tidak akan dapat menganiaya kamu berdua. Berangkatlah kamu berdua dengan membawa mu’jizat-mu’jizat Kami. Kamu berdua dan orang-orang yang mengikuti kamu, itulah yang akan menang.”
(Surah Al-Qasas: ayat 35)


“Dan tolong-menolonglah kamu untuk mengejakan kebaikan dan ketaqwaan....”

(Surah Al-Ma’idah: ayat 2)

Dan dalam himpunan Hadith di antaranya Rasulullah S.A.W bersabda:

“Hendaklah kamu berada dalam JAMA’AH: kerana sesungguhnya jama’ah itu adalah rahmat, sedang perpecahan itu merupakan siksa.”

(Hadith Riwayat Muslim)

“Barangsiapa yang memecah belah, maka ia tidak termasuk golongan kami. Rahmat Allah berada bersama-sama dengan JAMA’AH sesungguhnya serigala hanya mahu memakan kambing yang menyendiri.”

(Hadith Riwayat Tabrani)

‘Rasulullah Sallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda:

“Hendaklah engkau berada bersamasama dengan jema’ah kaum Muslimin dan Imam mereka.” Hudzaifah bertanya: “Bagaimana, ya RasuluLlah, kalau tidak ada Jema’ah dan tidak ada Imam mereka?” Rasulullah Sallalahu ‘alaihi Wasallam menjawab: “Hendaklah engkau berada bersama-sama dengan mereka, walaupun engkau harus menggigit pohon korma, sampai akhirnya engkau dijemput oleh maut dala’m keadaan yang demikian.” “Barangsiapa yang mati dalam keadaan memisahkan diri dari jema’ah kaum Muslimin, maka bererti ia mati sebagai mati Jahiliyyah.”

(Hadith Riwayat Muslim)

3. TANZIM - BAI’AH - KEPIMPINAN

Ada suatu segi lain, yang dapat juga dinilai sebagai alasan tentang perlunya membentuk TANZIM HARAKI untuk ‘amal Islam iaitu bahawa dalam Islam setiap pekerjaan mesti diatur. Tuntutan ini mesti dilaksanakan, dan tidak boleh ditinggalkan. Dan untuk mengerjakan setiap pekerjaan yang teratur, tentulah memerlukan pimpinan yang dita’ati dengan baik. Mengenai hal ini terdapat ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadith-hadith yang banyak sekali, yang kesemuanya mewajibkan supaya kaum Muslimin mengangkat seorang pemimpin dan supaya semua anggota masyarakat patuh kepada pemimpin, demi menjaga kesatuan derap langkah, teraturnya barisan dan terpimpinnya Jema’ah. Dengan mudah dapat dimengerti, bahawa anjuran untuk mengangkat seorang PEMIMPIN itu secara tidak langsung sudah merupakan perintah supaya membentuk. JAMA’AH yang akan dipimpin.

Dan inilah yang digambarkan dalam sabda Rasulullah S.A.W :

“Jika kamu berkumpul sampai tiga orang, maka hendaklah kamu mengangkat salahseorang di antaramu sebagai pemimpin.‘Barangsiapa yang menanggalkan tangannya dari kepatuhan kepada pemimpin, maka ia akan menemui Allah pada Hari Qiamat dalam keadaan tidak ada alasan, yang akan membelanya dari siksa Allah. Dan barangsiapa yang mati dalam keadaan tidak ada terbelit di lehernya suatu iqrar kepatuhan kepada pemimpin, maka ia akan mati sebagai
mati Jahiliyyah.”


4. Tujuan Islam yang Agung mewajibkan adanya TANZIM HARAKI

Akhirnya, Da’i perlu menerangkan kepada mad’unya bahawa memulai kehidupan menurut Islam dan membentuk masyarakat Islam itulah tujuan Da’wah. Dan tujuan itu, tidaklah akan dapat dicapai kalau hanya dengan mengadakan pengajian-pengajian sahaja atau hanya dengan menggerakkan lidah untuk berbicara dan pena untuk menulis.... Usaha itu memerlukan banyak perlengkapan, berupa ilmu pengetahun sebagai tuntunan, dan keperluan kebendaan sebagai modal. Perbekalan yang mencakupi teori dan ‘amali serta kesenian dan ketertiban yang perlu dipersiapkan mencapai tujuan yang agung itu Islam adalah Agama Da’wah, seruan untuk merombak dan membangun! Islam berusaha meruntuhkan masyarakat Jahiliyyah keseluruhannya, dan membangun masyarakat Islam sebagai gantinya! Dan pekerjaan merombak ini memerlukan waktu dan tenaga yang segar! Tugas-tugas dan beban yang berat ini tidak dapat dipikul oleh beberapa individu-individu saja Malahan tugas yang berat itu tidak akan dapat dipikul dengan tenaga yang besar.... kecuali dengan mengatur barisan, menyusun suatu gerakan, yang merupakan gelanggang perjuangan....!

Di samping itu para Da’i perlu mengingati bahawa jalan untuk menegakkan ajaran Islam itu penuh bertaburan dengan duri-duri, berpagardengan bermacam-macam bahaya... Ancaman yang menggangu perjalanan itu terlalu banyak. Kekuatan-kekuatan yang mengintip gerak-geri Islam dan pemeluknya itu sangat besar.,..!

Dan masalah-masalah yang ditinggalkan oleh Kebudayaan dan pengaruh kebenaran itu memerlukan tenaga, perjuangan yang besar, yang akan dapat bergerak di segala pelusuk....! Kesemuanya ini mewajibkan terbentuknya suatu TANZIM HARAKI. Dan gerakan itu mewajibkan kepada setiap orang yang beriman, dan mengaku bahawa Islam adalah pedoman hidupnya , supaya dia turut serta menjadi inti dalam TANZIM ini, turut menjadi penyokong dan mengajak orang lain untuk turut bernaung di bawah panji-panji Islam... dan seterusnya berusaha mengukuhkan kedudukan Islam di bumi ini, dan meningkatkan serta menyuburkan dan menyebarkan ajaran-ajaran Islam di kalangan masyarakat...!

SUMBER: USTAZ FATHI YAKAN

Monday, November 15, 2010

SABARLAH CIKGU..



Bismillahirrahmanirrahim..
sabarlah cikgu..sebuah artikel yang ana ambil dari i.luv islam buat dihayati sahabat2 sekalian..hebatnya tugas seorang guru, so kpd sapa2 yg bergelar seorang pendidik, berbahagialah dgn pekerjaan itu kerana "ulama' warasatul anbiya"..

Di Waktu Pagi


Pergi ke sekolah setiap pagi, menaiki bas 2 kali sebelum sampai ke sekolah. Hendak masuk menuju ke sekolah perlu berjalan kaki lagi 1 kilometer. Kadang-kadang kerjanya adalah membuka pagar sekolah (kerana ada tugasan yang diberi sebegitu - maklumlah sekolah pun di kawasan pedalaman). Sabarlah cikgu...


Semasa Sesi Pengajaran

Sebelum memulakan pengajaran, cikgu membaca doa bersama anak murid. Diminta agar diterangkan hati, dimudahkan faham apa yang diajar dan dipelajari. Cikgu meminta anak murid agar mengutip sampah, mengemaskan kerusi dan meja agar dapat belajar dengan selesa. Begitulah setiap hari mulutnya tidak pernah diam menasihati agar sampah yang dijumpai bersepah di luar bilik darjah dan sekolah agar dibuang di dalam tong sampah. Sabarlah cikgu...


Cikgu menanda kedatangan pelajar di Buku Daftar Kehadiran Murid, ada beberapa nama yang sudah acapkali tidak hadir. Cikgu bukan tidak peduli tentang itu semua, lalu ditanya rakannya sekelas. Dijawab mereka "Si polan tu pergi CC (Cyber Cafe), swimming pool, kadang-kadang tak naik kelas dia duduk kat pondok perhentian bas". Cikgu pun menyusul ke perhentian bas sambil memujuk anak murid agar naik ke kelas. Sabarlah cikgu...


Cikgu mengajar di hadapan, anak murid bermain-main di belakang. Ada yang tidur, ada yang berbual-bual. Bila ditanya "Mana kerja rumah?". Dijawab pula "Lupa cikgu" (padahal di rumah begnya tidak pernah diperiksa dijadikan pekasam sahaja). Ibu dan ayah pula terlalu sibuk bekerja. Samada anak ke sekolah atau tidak, itu belakang kira. Yang penting sudah nampak pergi ke sekolah. Cikgu pun meneruskan pengajarannya, diberikan penjelasan dan diulang-ulang lagi apa yang telah diajar agar dapat melekat terus di hati anak muridnya.

Cikgu pun bertanya, "Faham tak? Kalau tak faham silalah bertanya, nanti cikgu ulang lagi". Anak murid pun menjawab "Faham cikgu". Tidak lama kemudian cikgu pun menyoal dari apa yang telah dipelajari, kerana beranggapan anak muridnya sudah faham apa yang diajar. Kemudian ramailah anak murid yang berdiri dan menjadi 'patung' kerana tidak dapat menjawab soalan cikgu. Hanya beberapa kerat yang membuka mulut untuk menjawab soalan. Sabarlah cikgu...


Lalu cikgu pun ingin membuat ulangkaji dengan anak muridnya lagi. Semalam cikgu dah beritahu supaya menelaah apa yang telah diajar. Hari ini cikgu ingin menyoal pula. Tetapi tidak ramai yang ingin menjawab. Bila ditanya mengapa tidak dapat menjawab soalan. Mereka menjawab "Tak tahu", "Lupa", "Jaga adik". Sabarlah cikgu..

Bukan cikgu tidak tahu, ada anak murid nakal dan pernah didenda kerana kenakalannya yang diulang berkali-kali. Cikgu bukan denda kerana suka mendenda. Tetapi kerana kasih dan sayangnya kepada anak murid. Itupun dimulakan dengan nasihat untuk dia memikirkan kembali baik dan buruknya perbuatan yang telah dilakukan dan masa hadapannya. Diberikan teguran agar membekas dalam hati. Dan dihukum sesuai dengan kesalahannya. Dan ada juga cikgu menegur kesalahan anak murid agar tidak membuat bising di dalam kelas. Semasa hendak membuka pintu kereta, kereta cikgu telah dicalar balarkan, tayar dipancitkan. Kengkadang cikgu pun ditunggu diluar untuk dipukul. Sabarlah cikgu...


Sesudah Habis Mengajar

Sebelah petangnya, apabila anak murid sudah pulang ke rumah. Cikgu masih lagi di sekolah, terkadang ada kelas tambahan untuk anak muridnya. Terkadang ada kerja untuk menyiapkan alat bantu mengajar supaya anak murid mudah faham. Terkadang tertidur sebentar kerana kelelahan. Di rumah, kerja cikgu belum selesai lagi. Perlu menyiapkan buku persediaan mengajar, perlu memikirkan pula aktiviti tahunan yang telah diagihkan untuk disempurnakan. Kertas kerjanya, soalan bulanannya, persatuan yang dinaunginya.

Cikgu pun ada suami, ada isteri, ada anak-anak untuk dibesarkan, dididik, diberi makan, dikenalkan dengan kehidupan. Setiap kali melihat buku anak murid, akan terbayang wajah mereka satu persatu. Ya, cikgu pun mendoakan juga agar anak muridnya berjaya dan menjadi orang yang berguna. Sabarlah cikgu...


Cikgu pun tidak kisah.. semasa di luar sekolah, ketika bersiar-siar. Bukan tidak pernah terserempak dengan anak muridnya. Ada yang menyapa memberi salam dan senyuman - Alhamdulillah baguslah, ada juga yang sembunyi-sembunyi (mungkin segan kerana berpakaian menjolok mata atau telah melakukan sesuatu yang ia rasa tidak kena), ada juga yang berlalu seolah-olah cikgu tidak wujud di depan matanya (mungkin tidak nampak gamaknya). Cikgu pun tidaklah terasa sangat sebenarnya... Sabarlah cikgu...


Cikgu pun pernah mengajar anak muridnya agar tahu mengucapkan terima kasih. Apabila cikgu hendak memberikan buku kepada anak murid, ia tidak melepaskan buku tersebut kecuali setelah anak murid mengucapkan "terima kasih cikgu".


Sekadar berkongsi antara kehidupan cikgu yang tidak didedahkan, cubalah berkongsi pengalaman dengan mereka. Agar tahu perasaan dan susah payahnya di dalam mendidik anak bangsa. Kepada ustaz, ustazah, cikgu, guru dan pensyarah yang pernah mendidik diri ini... Terima kasihku ucapkan...

Sunday, November 14, 2010

PRASANGKA??

Dimulakan dengan BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIM..

Kenapa prasangka? Kerana sifat ini adalah antara masalah terbesar yang penulis sendiri hadapi dalam kehidupan seharian. Prasangka terbahagi kepada dua jenis; Husnu Dzon (Sangka baik) dan Su’u Dzon (Sangka buruk). Dalam kebanyakan situasi yang melibatkan prasangka, yang mana satukah selalunya mendahului? Baik atau buruk? InsyaAllah moga perkongsian kali ini menjadi muhasabah bagi kita semua… 


Berbaik sangka dalam berukhwah


“Dari Abu Hurairah berkata: Bersabda Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa-sallam: Aku peringatkan kamu dari prasangka sesungguhnya prasangka itu adalah bisikan yang paling bohong. Dan janganlah kamu mencari-cari rahsia (kelemahan, ke’aiban dan keburukan saudaranya), janganlah merasa-rasakan (yang bukan-bukan), janganlah kamu melakukan pertengkaran, jangan berhasad (dengki), jangan berbenci-bencian, janganlah membelakangkan (saudaramu seagama). Dan jadilah kamu hamba Allah yang bersaudara”. [HR Bukhari]

Alhamdulillah, hidup di bumi Cork sangat permai dan harmoni. Ketika masih baru menjejakkan kaki ke sana, terasa diri sebagai pelajar baru umpama selebriti. Ada sahaja jemputan dari para seniors untuk pergi makan di rumah mereka hampir setiap hari. Namun lama kelamaan, ada juga terdetik, untuk apa mereka bersusah payah sebegini? Tunjuk baik? Populariti? Apa sebabnya?
Kalaulah ketika itu erti ukhwah difahami…


Sesungguhnya bersangka baik dan berlapang dada itu adalah selemah-lemah ukhuwah. Tahap ukhuwah paling tinggi adalah itsar, iaitu mendahulukan dan mengutamakan kepentingan dan keperluan orang lain dari diri sendiri, sedang diri sendiri juga dalam keadaan yang sangat memerlukan.


Apabila seseorang itu bersangka buruk terhadapat saudaranya, ia sangat berkait rapat dengan sifat cemburu dan hasad dengki. Lihat sahaja bagaimana hasad dengki yang berpunca dari buruk sangka boleh menyebabkan putusnya silaturrahim sesama manusia. Akibat cemburu dengan kejayaan orang lain, apa jenis kehancuran pun sanggup dilakukan. Ada yang bergaduh, menghantar santau, dan ada yang sampai kepada tahap membunuh! Naudzubillahi min zaalik…

Su’u Dzon VS Waspada

Namun tidak dinafikan, ada situasi di mana kita perlu untuk bersangka buruk demi keselamatan diri. Ia juga dinamakan sebagai hati-hati, waspada, atau ‘hazar’. Sebagai contoh, apabila seseorang itu terdengar benda yang pelik di rumahnya ketika waktu malam, adalah perlu baginya untuk bersangka yang kemungkinan rumahnya dimasuki pencuri. Dari perasaan waspada inilah, langkah seterusnya dapat diambil bagi mengelakkan perkara yang tidak diingini dari berlaku. Jika tidak timbul lansung perasaan untuk berwaspada, kesannya bukan sahaja boleh membawa padah kepada individu itu sendiri, malah kepada orang yang berada di sekitarnya.


Buruk sangka (Su’u Dzon) bererti berprasangka buruk kepada saudara kita tanpa adanya bukti yang jelas dan masuk akal. Buruk sangka merupakan salah satu pintu syaitan yang harus kita jauhi. Allah SWT berfirman,

“Dan jauhilah kebanyakan dari prasangka kerana sebagian prasangka itu adalah dosa” [Al-Hujurat : 12].

Adapun waspada tidak bersifat definitif (tidak cenderung mengatributkan sesuatu yang buruk kepada seseorang tertentu) serta disertai dengan bukti-bukti dan indikasi-indikasi yang mendukung.

Husnu Dzon

Hidup kita tidak lekang dari disangka buruk dan menyangka buruk. Jika diri terlibat, kunci menanganinya adalah beristighfar dan taubat. Nabi s.a.w bersabda:
“Setiap anak Adam itu ada kesilapan ( dosa) dan orang berdosa yang terbaik adalah mereka yang bertaubat” [HR At-Tirmidzi]

Berikut dikongsikan bersama tips dari Syeikh Abdul Qadir Al-Jilani untuk sentiasa bersangka baik sesama insan:

Jika engkau bertemu dengan seseorang, maka yakinilah bahawa dia lebih baik darimu.
 Ucapkan dalam hatimu :
“Mungkin kedudukannya di sisi Allah jauh lebih baik dan lebih tinggi dariku”.
Jika bertemu anak kecil, maka ucapkanlah (dalam hatimu) :
“Anak ini belum bermaksiat kepada Allah, sedangkan diriku telah banyak bermaksiat kepadaNya. Tentu anak ini jauh lebih baik dariku”..
Jika bertemu orang tua, maka ucapkanlah (dalam hatimu):
“Dia telah beribadah kepada Allah jauh lebih lama dariku, tentu dia lebih baik dariku.”
Jika bertemu dengan seorang yang berilmu, maka ucapkanlah (dalam hatimu):
“Orang ini memperoleh kurnia yang tidak akan kuperolehi, mencapai kedudukan yang tidak akan pernah kucapai, mengetahui apa yang tidak kuketahui dan dia mengamalkan ilmunya, tentu dia lebih baik dariku.”
Jika bertemu dengan seorang yang bodoh, maka katakanlah (dalam hatimu) :
“Orang ini bermaksiat kepada Allah kerana dia bodoh (tidak tahu), sedangkan aku bermaksiat kepadaNya padahal aku mengetahui akibatnya.
Dan aku tidak tahu bagaimana akhir umurku dan umurnya kelak. Dia tentu lebih baik dariku.”
Jika bertemu dengan orang kafir, maka katakanlah (dalam hatimu) :
“Aku tidak tahu bagaimana keadaannya kelak, mungkin di akhir usianya dia memeluk Islam dan beramal soleh. Dan mungkin boleh jadi di akhir usia diriku kufur dan berbuat buruk.

Bersangka baik terhadap Allah

Dalam hidup ini Allah sentiasa menguji kita. Ujian Allah pelbagai dan orang yang diuji Allah juga pelbagai. Ada yang diuji Allah dengan musibah seperti kematian orang disayangi, kebakaran, kemalangan, kehilangan, bencana alam dan yang selalu diuji Allah kepada kita ialah dengan mendatangkan sakit. Tidak seorang pun daripada kita yang hidup di dunia ini terlepas daripada menerima ujian Allah. Yang membezakannya hanya bentuk ujian itu. Ada yang ringan dan ada yang berat ujiannya.

Harus kita ingat bahawa Allah memberikan hidayah dan taufik kepada setiap hamba-Nya dengan jalan yang berbeza-beza. Salah satunya dengan mendatangkan musibah sakit kepada hamba-Nya.
Kita hendaklah sentiasa bersangka baik dengan Allah terutama ketika kita ditimpa musibah sakit atau musibah lain. Ujian sakit yang diberikan-Nya itu tanda kasih sayang-Nya dari Khalik kepada makhluk-Nya. Allah selalu mencintai hamba-Nya yang sabar, ikhlas dan reda. Dan sebagai hamba-Nya yang beriman, kita hendaklah selalu memuji Allah yang tak pernah putus-putus memberi rahmat kepada kita hatta ketika kita sakit.

Sehubungan itu, Rasulullah SAW bersabda yang maksudnya: “Sesungguhnya, besarnya pahala sesuai dengan besarnya cubaan. Sesungguhnya, jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menguji mereka. Barang siapa yang reda dengan musibah itu maka baginya keredaan Allah. Dan barang siapa yang marah (tidak reda) dengan musibah berkenaan, maka baginya kemurkaan Allah.” [HR Tirmidzi]
Sabda Rasulullah lagi yang maksudnya: “Setiap sesuatu itu mempunyai hakikat dan tidaklah seorang hamba mencapai hakikat iman sehingga dia menyedari musibah yang menimpanya bukan untuk menyalahkannya dan kesalahan yang dilakukannya bukan sebab untuk ditimpakan musibah kepadanya.”

Kesimpulan

Jauhilah sangka buruk yang sebahagiannya membawa dosa. Mulakan dengan sangka baik di kalangan umat Islam selaras dengan arahan Allah.
Mengapa di waktu kamu mendengar berita bohong itu orang-orang mukminin dan mukminat tidak bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata: “Ini adalah suatu berita bohong yang nyata.” [ An-Nur : 12 ]
Banyakkanlah bersangka baik. Sebenarnya masih ada ramai orang baik yang berbuat baik hanya kerana agenda akhirat semata-mata. Janganlah dirasakan dunia ini sudah tiada yang ikhlas kerana Allah. Mulakan dengan diri sendiri lalu anda akan mampu mencari orang sepertinya.
Wallahua’lam

Saturday, November 13, 2010

aku rindu, aku cinta kepadamu..





Bismillahirrahmanirrahim..


sukar untukku meluahkan apa yg terbuku di dada ku..
tapi yg satu ini ku yakin bahawa aku sangat MERINDUIMU,
aku sangat MENCINTAIMU wahai kekasih hati, pengarang jantungku..
aku minta maaf, andai ungkapanku ini tidak layak untuk insan sehebat kau,
tapi percayalah hati ini tidak menipu..
dimana terciptanya cinta, distulah rindu bermula..
kau insn hebat, kau insan istimewa,
aku sangat mengagumi keperibadianmu,.
sangat memikat pada semua manusia..
wajahmu yg sangat kernih,
lebih bersinar dari bulan purnama..
semangatmu yang kental,
kesabaranmu yang tinggi dalam menegakkan kalimah Tauhid di muka bumi ini..
membuatkan aku terlalu menyanjungi dirimu,.subhanallah..
tapi..
wahai kekeasih hatiku,
aku sangat merasakan sebak di dada,
perjuanganmu dalam menegakkan kalimah Tauhid..
begitu kental kau dalam menyebarkan dakwah-Nya..
walu dirimu dihina,
bersihnya dan mulianya hatimu,
tetap senyum bila dibenci,
tetap tenang bila dimusuhi,
tetap membantu walau disakiti,
tetap meyeru walau diusir pergi..
ketaqwaan dan keimanan yang tinggi,.
tapi aku sebaliknya..
aku mudah benci bila dikasari,
mudah putus asa bila yang dilakukan tidak menjadi,
mudah kecewa bila orang lain tak memahami,
mudah terguris bila dinasihati..
begitu lemah aku..
tapi aku yakin..
keasabaran dan kesyukuran menajdi benteng jiwa..
untuk berjuang mencipta impian..
akn ku pesan kepada diri ini..
yang segalanya kepunyaan Allah..
jangan jadi da'ie yang malang,
yang hanya tahu berdakwah tapi tak melaksanakan,
jangan jadi 'abid yang tertipu,
terasa banyak sudah amalan tapi..
tak sedar pahala itu kuasa Allah..
semuanya adalah rahmat kasih sayang-Nya..
jangan jadi 'alim yang tertipu,
disangka ilmu telah banyak tapi tiada yang terkesan di jiwa..
jangan jadi mujahid yang tertipu,
disangka perjuangan itu yang terbaik tapi..
ternyata ISLAM tak memerlukannya..
tapi diri ini sebenarnya yang memerlukan ISLAM..
jangan biarkan diri ini tewas bila ISLAM menang,
tapi biarkan diri ini menang walau ISLAM tewas..
percayalah, cahaya agama Allah itu tak pernah padam..
yakinlah diriku..
kau mampu ulangi sejarah kebangkitan islam..
teruskanlah sunnah berjuang dari insan yang ku cintai dan rindui,.
iaitu si dia INSAN MULIA..
RASULULLAH S.AW...

Wednesday, November 10, 2010

Rabiatul Adawiyah bermadah..




Dikisahkan seorang serikandi islam yang juga wali Allah seorang wanita yang bernama Rabiah al-Adawiyah, sedang berjalan di tengah jalan. Tiba-tiba dia terlihat seorang lelaki yang sangat suka dengan lisannya menyebut-nyebut mengenai syurga dan kenikmatannya serta apa yang dijanjikan Allah kepada penghuni-penghuni syurga kelak di akhirat sana. Rabiah al-Adawiyah sekadar melihat dan mendengan saja apa yang diucapkan lelaki itu.
Lelaki itu mungkin menyangka bahawa Rabiah al-Adawiyah rasa terharu mendengar ucapannya. “wahai manusia!,” Lelaki itu dikejutkan oleh Rabiah al-Adawiyah dengan spontan. “sampai bila engkau akan terpengaruh dengan hal-hal yang bila-bila masa boleh berubah, dan engkau lalai kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Besar?” kemudian wali Allah itu menyambung lagi, “buatlah sesuatu selagi engkau berada di dalam dunia ini sebelum engkau berkata lebih banyak mengenai syurga yang dijanjikan kemudian hari itu.

Mendengar sangahan Rabiah al-Adawiyah lelaki itu menjadi marah, lalu dia membentak. “pergilah engkau dari sini wahai wanita gila!”.. “aku bukan orang gila kerana orang gila itu ialah orang yang tidak mempunyai akal untuk memahami apa yang aku katakan itu,” jawab Rabiah al- Adawiyah.
Lalu dia meninggalkan tempat lelaki itu sambil berkata, “oh sungguh kasihan kepada orang yang tergila-gilakan syurga itu! Ia sekadar cakap kosong semata-mata. Seandainya dia tidak menjadikan Allah tempat bermesra dan berlindung.
Mengapa dia tidak melihat kepada Nabi Adam a.s ketika berada di syurga bersenang-lenang, tetapi apabia baginda ditipu iblis la’natullah dengan pujukannya supaya memakan buah dari pohon terlarang, baginda turut memakannya walaupun Allah telah melarangnya dari memakan buah itu. Lalu apa akibatnya? Baginda terhalau dari syurga dan menduduki dunia ini yang menjadi tempat tahanan baginya.

Mengapa dia tidak melihat Nabi Ibrahim a.s. Apabila baginda memelihara rahsia Tuhannya, baginda lalu di dekatkan Allah swt kepada zat-Nya dan dipilih-Nya sebagai ‘al-khalil’ kepada Allah swt. Apabila Nabi Ibrahim dilemparkan ke dalam api oleh Namrud, Allah memerintahkan api itu menjadi dingin dan sejuk bagi Nabi Ibrahim a.s.”

Rabiah al-Adawiyah lalu bermadah,
Apa aku merasakan Engkau tiada, maka dunia ini seolah-olahnya tempat tahanan bagiku..
Jika aku tidak terpikat kepadaMu dan hatiku tidak mencintaiMu. .
maka kepada siapa selain Mu yang patut aku pikat dan mencintainya?...

FADHILAT BISMILLAH..



BISMILLAH adalah sebutan atau singkatan dari lafaz 'BISMILLAHIRRaHMAANIRRAHIIM' yang bermaksud 'Dengan nama ALLAH Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang..'

1. Yang pertama ditulis Qalam adalah BISMILLAH.. Maka apabila kamu menulis sesuatu, maka tulislah BISMILLAH pada awalnya kerana BISMILLAH tertulis pada setiap wahyu yang Allah turunkan kepada Jibrail.

2. 'BISMILLAH untukmu dan umahmu, suruhlah mereka apabila memohon sesuatu dengan BISMILLAH. Aku tidak akan meninggalkannya sekejap mata pun sejak BISMILLAH diturunkan kepada Adam. ' (Hadith Qudsi)

3. Tatkala BISMILLAH diturunkan ke dunia, maka semua awan berlari ke arah barat, angin terdiam, air laut bergelora, mendengarkan seluruh binatang dan terlempar semua syaitan.

4. Demi Allah dan keagunganNya, tidaklah BISMILLAH itu dibacakan pada orang sakit melainkan menjadi ubat untuknya dan tidaklah BISMILLAH dibacakan di atas sesuatu melainkan Allah beri berkat ke atasnya.

5. Barangsiapa yang ingin hidup bahagia dan mati syahid, maka bacalah BISMILLAH setiap kali memulakan sesuatu perkara yang baik.

6. Jumlah huruf dalam BSMILLAH ada 19 huruf dan malaikat penjaga neraka ada 19 (QS.AL Muddatsir: 30). Ibnu Mas ' ud berkata: ' Sesiapa yang ingin Allah selamatkan dari 19 malaikat neraka maka bacalah BISMILLAH 19 kali setiap hari.

7. Tiap huruf BISMILLAH ada JUNNAH (penjaga/khadam) hingga tiap huruf berkata, ' Siapa yang membaca BISMILLAH maka kamilah kekuatannya dan kamilah kehebatannya. '

8. Barangsiapa yang memuliakan tulisan BISMILLAH nescaya Allah akan mengangkat namanya di syurga yang sangat tinggi dan diampunkan segala dosa kedua orang tuanya.

9. Barangsiapa yang membaca BISMILLAH maka akan bertasbihlah segala gunung kepadanya.

10. Barangsiapa yang membaca BISMILLAH sebanyak 21 kali ketika hendak tidur, maka akan terpelihara dari gangguan syaitan, kecurian dan kebakaran, maut mendadak dan bala.

11. Barangsiapa yang membaca BISMILLAH sebanyak 50 kali di hadapan orang yang zalim, hinalah dan masuk ketakutan dalam hati si zalim serta naiklah keberanian dan kehebatan kepada si pembaca.

12. Ustaz Dato Ismail Kamus pernah berpesan dalam siri ceramahnya : Jika kamu ingin dipermudahkan segala perkerjaan dan dipermudahkan dalam usaha mencari rezeki, bacalah oleh kamu akan Bismillahi Rohmani Rohim sebanyak 201 kali selepas Solat Subuh. InsyaAllah.

Wallahu'alam..

Monday, November 8, 2010

Tazkirah BAGINDA S.A.W pada hari pengebumian..



Seorang sahabat bernama al-Barra' bin 'Azib –radhiyallahu 'anhu- menceritakan;
"Suatu hari kami keluar bersama Rasulullah –sallallahu 'alaihi wasallam- mengiringi jenazah seorang lelaki dari kalangan Ansar yang meninggal dunia. Ketika sampai di perkuburan dan jenazah dimasukkan ke dalam liang lahad, baginda duduk dan kami pun turut duduk di sekitar beliau. Di tangan baginda ada sebatang kayu. Baginda menggaris tanah dengan kayu itu, kemudian mengangkat kepalanya sambil berkata; “Hendaklah kamu sekelian memohon perlindungan Allah dari azab kubur”. Baginda mengulanginya dua atau tiga kali. Seterusnya baginda berucap;
“Sesungguhnya seorang hamba yang beriman ketika hendak berpisah dengan dunia dan menuju akhirat (yakni ketika ia hampir mati), akan turun kepadanya malaikat-malaikat dari langit, yang putih wajah mereka seumpama matahari, bersama mereka kain kapan dan bau-bauan (حنوط) dari syurga. Mereka duduk darinya sejauh mata memandang. Kemudian datang malaikat maut dan duduk di hujung kepalanya dan berkata kepadanya; ‘Wahai ruh yang baik! Keluarlah menuju kepada keampunan dari Allah dan keredhaanNya’. Maka keluarlah ruh itu di mana ia mengalir (keluar) umpama mengalirnya titisan air dari corong bekas air (yang dinamai as-Saqa' dalam bahasa Arab).
Kemudian malaikat maut mengambil ruh itu dan terus memasukkannya ke dalam kain kapan bersama-sama bau-bauan (yang di bawa oleh malaikat-malaikat tadi) dan terbitlah darinya bau yang amat harum umpama bau kasturi yang paling harum di atas muka bumi ini’. Setelah itu malaikat-malaikat tadi membawa ruh yang harum itu naik ke langit. Maka setiap kali berjumpa dengan sekumpulan malaikat, mereka akan bertanya; “Bau apakah yang amat harum ini?”. Malaikat-malaikat yang membawa ruh itu menjawab; “Ruh si fulan bin fulan”. Mereka menyebutnya dengan nama yang paling baik yang diberikan kepadanya di atas muka dunia. Apabila sampai di langit, para malaikat yang membawanya itu meminta supaya dibukakan pintu langit, lalu dibukakan.
Di setiap langit, ruh mukmin itu diiringi oleh malaikat penjaga langit untuk naik ke langit berikutnya hinggalah ia sampai langit ke tujuh. Maka datanglah firman Tuhan kepadanya; “Tulislah hambaku di dalam ‘illiyyin (tempat orang-orang mulia di dalam syurga) dan bawalah ia kembali ke bumi kepada tubuhnya kerana sesungguhnya darinya (yakni dari bumi/tanah) aku menjadikan mereka (yakni manusia), kepadanyalah aku akan kembalikan mereka dan darinya juga aku akan mengeluarkan mereka sekali lagi (yakni apabila berlakunya kiamat)”. Maka dikembalikanlah ruh itu kepada tubuhnya.
Kemudian datang dua orang malaikat kepadanya dan mendudukkannya (yakni menjadikannya duduk). Kemudian mereka bertanya kepadanya; ‘Siapa Tuhan kamu?’. Ia akan menjawab; ‘Tuhanku adalah Allah’. Mereka bertanya lagi kepadanya; “Apa agama kamu?”. Ia menjawab; “Agamaku adalah Islam”. Mereka bertanya lagi; “Siapa lelaki ini yang diutuskan kepada kamu sekelian (yakni Muhammad)?”. Ia menjawab; “Dia adalah Rasul Allah”. Mereka bertanya lagi; “Apakah ilmu kamu?”. Ia menjawab; “Aku membaca kitab Allah, lalu aku beriman dan membenarkannya”.
Lalu seorang penyeru berseru dari langit; “Benarlah apa yang dikatakannya itu. Hamparilah ia dengan hamparan dari syurga, pakaikanlah ia dengan pakaian dari syurga dan bukakanlah untuknya satu pintu ke syurga”. Maka sampailah kepadanya bauan dan haruman dari syurga dan dilapangkan untuknya kuburnya seluas mata memandang. Kemudian datang seorang lelaki yang elok rupanya, cantik pakaiannya dan harum baunya. Lelaki itu berkata kepadanya; “Bergembiralah dengan suasana yang menyeronokkan kamu ini. Hari ini adalah hari yang telah dijanjikan untukmu”. Ia bertanya; “Siapakah kamu?. Kamu datang dengan wajah yang membawa kebaikan”. Lelaki itu menjawab; “Akulah amal soleh kamu”. Ia (yakni si mati yang beriman itu) lalu berkata; “Wahai Tuhanku! dirikanlah kiamat, dirikanlah kiamat, supaya aku mendapat kembali keluargaku dan hartaku”.
Adapun seorang hamba yang kafir dan jahat pula, pada ketika hendak berpisah dengan dunia dan menuju akhirat (yakni ketika hampir mati), turun kepadanya malaikat-malaikat berwajah hitam membawa bersama mereka kain kapan yang buruk. Mereka duduk mengelilinginya sejauh mata memandang. Kemudian datang malaikat maut dan duduk di hujung kepalanya dan berkata: ‘Wahai ruh yang kotor, keluarlah kepada kemurkaan dari Allah dan kemarahanNya. Maka bertempiaranlah ruh pada jasadnya (seolah-olah hendak melarikan diri).
Lalu malaikat maut mencabut ruh itu (tanpa belas kasihan) seperti mencabut besi pemanggang daging dari kain bulu yang basah. Kemudian malaikat maut mengambil ruh itu dan terus memasukkannya ke dalam kain kapan buruk tadi dan terbit dari ruh itu satu bau yang amat busuk seperti bau bangkai yang paling busuk di atas muka bumi ini. Kemudian malaikat-malaikat yang berwajah hitam tadi akan membawa ruh yang berbau busuk itu naik ke langit. Maka setiap kali berjumpa dengan sekumpulan malaikat, mereka akan bertanya; “Ruh siapakah yang busuk ini?”. Jawab para malaikat yang membawa ruh itu; “Ruh si fulan bin si fulan”, di mana mereka menyebutnya dengan nama yang paling buruk orang menamakannya di atas muka dunia dulu.
Apabila sampai ke langit dunia, para malaikat yang membawa ruh itu memohon dibukakan pintu langit, namun tidak dibuka. Lalu Rasulullah s.a.w. membaca firman Allah (bermaksud):
“Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan yang angkuh dari mematuhinya, tidak sekali-kali akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit, dan mereka tidak akan masuk Syurga sehingga unta masuk ke lubang jarum. Dan demikianlah Kami membalas orang-orang yang melakukan kesalahan. Disediakan untuk mereka hamparan-hamparan dari api neraka, dan di atas mereka lapisan-lapisan penutup (dari api neraka). Dan demikianlah Kami membalas orang-orang yang zalim (disebabkan keengkarannya)”. (Surah al-A’raf, ayat 40)
Rasulullah bercerita lagi; “Kemudian Allah berkata (menyampaikan perintahNya berkenaan ruh itu); “Tulislah ia di dalam Sijjin (yakni penjara) di dalam bumi yang paling bawah”. Maka dilemparkanlah ruhnya itu dengan satu lemparan. Rasulullah lalu membaca firman Allah (bermaksud):
“Dan sesiapa yang mensyirikkan Allah, maka seolah-olah dia jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau dihumbankan oleh angin ke tempat yang jauh (yang membinasakan)”. (Surah al-Hajj, ayat 31)
Kemudian ruh itu dikembalikan kepada jasadnya di bumi. Setelah itu datang kepadanya dua malaikat. Mereka bertanya kepadanya; “Siapa Tuhan kamu?”. Ia menjawab; “Hah! Hah! Aku tidak tahu”. Mereka bertanya lagi; “Apa agama kamu?”. Ia menjawab; “Hah! Hah! Aku tidak tahu”. Mereka bertanya lagi; “Siapakah lelaki ini yang diutuskan kepada kamu sekelian (yakni Muhammad)?”. Ia menjawab sama seperti tadi; “Hah! Hah! Aku tidak tahu”.
Lalu seorang penyeru berseru dari langit; “Hambaku telah berdusta. Hamparilah ia dengan hamparan dari neraka dan bukakan untuknya satu pintu ke neraka. Maka sampailah kepadanya bahang panas dari api neraka dan disempitkan baginya kuburnya hingga bersilang-silanglah tulang-tulang rusuknya. Kemudian datang kepadanya seorang lelaki yang hodoh mukanya, buruk pakaiannya dan busuk baunya. Lelaki itu berkata kepadanya; “Bergembiralah dengan suasana yang mendukacitakan kamu ini. Hari ini adalah hari yang dijanjikan buatmu”. Ia bertanya; “Siapa kamu? Kamu datang dengan wajah yang membawa kejahatan”. Lelaki itu menjawab; “Aku adalah amalan kamu yang keji”. Akhirnya ia pun berkata; “Wahai Tuhanku! Janganlah Engkau dirikan kiamat”.

(Riwayat Imam Ahmad. Menurut Imam al-Haithami dalam Majma’ az-Zawaid; para perawi hadis ini adalah soheh (Majma’ az-Zawaid, 3/49). Menurut menurut Syeikh al-Albani; hadis ini soheh (Misykat al-Masabih, hadis no. 1630))….

Wednesday, November 3, 2010

KISAH NABI NUH A.S



Nabi Nuh adalah nabi keempat sesudah Adam, Syith dan Idris dan keturunan kesembilan dari Nabi Adam. Ayahnya adalah Lamik bin Metusyalih bin Idris.


Dakwah Nabi Nuh Kepada Kaumnya

Nabi Nuh menerima wahyu kenabian dari Allah dalam masa "fatrah" masa kekosongan di antara dua rasul di mana biasanya manusia secara beransur-ansur melupakan ajaran agama yang dibawa oleh nabi yang meninggalkan mereka dan kembali bersyirik meninggalkan amal kebajikan, melakukan kemungkaran dan kemaksiatan di bawah pimpinan Iblis.
Demikianlah maka kaum Nabi Nuh tidak luput dari proses tersebut, sehingga ketika Nabi Nuh datang di tengah-tengah mereka, mereka sedang menyembah berhala ialah patung-patung yang dibuat oleh tangan-tangan mereka sendiri disembahnya sebagai tuhan-tuhan yang dapat membawa kebaikan dan manfaat serta menolak segala kesengsaraan dan kemalangan.berhala-berhala yang dipertuhankan dan menurut kepercayaan mereka mempunyai kekuatan dan kekuasaan ghaib ke atas manusia itu diberinya nama-nama yang silih berganti menurut kehendak dan selera kebodohan mereka.Kadang-kadang mereka namakan berhala mereka " Wadd " dan " Suwa " kadangkala " Yaguts " dan bila sudah bosan digantinya dengan nama " Yatuq " dan " Nasr ".

Nabi Nuh berdakwah kepada kaumnya yang sudah jauh tersesat oleh iblis itu, mengajak mereka meninggalkan syirik dan penyembahan berhala dan kembali kepada tauhid menyembah Allah Tuhan sekalian alam melakukan ajaran-ajaran agama yang diwahyukan kepadanya serta meninggalkan kemungkaran dan kemaksiatan yang diajarkan oleh Syaitan dan Iblis.
Nabi Nuh menarik perhatian kaumnya agar melihat alam semesta yang diciptakan oleh Allah berupa langit dengan matahari, bulan dan bintang-bintang yang menghiasinya, bumi dengan kekayaan yang ada di atas dan di bawahnya, berupa tumbuh-tumbuhan dan air yang mengalir yang memberi kenikmatan hidup kepada manusia, pengantian malam menjadi siang dan sebaliknya yang kesemua itu menjadi bukti dan tanda nyata akan adanya keesaan Tuhan yang harus disembah dan bukan berhala-berhala yang mereka buat dengan tangan mereka sendiri.Di samping itu Nabi Nuh juga memberitakan kepada mereka bahwa akan ada gajaran yang akan diterima oleh manusia atas segala amalannya di dunia iaitu syurga bagi amalan kebajikan dan neraka bagi segala pelanggaran terhadap perintah agama yang berupa kemungkaran dan kemaksiatan.

Nabi Nuh yang dikurniakan Allah dengan sifat-sifat yang patut dimiliki oleh seorang nabi, fasih dan tegas dalam kata-katanya, bijaksana dan sabar dalam tindak-tanduknya melaksanakan tugas risalahnya kepada kaumnya dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dengan cara yang lemah lembut mengetuk hati nurani mereka dan kadang kala dengan kata-kata yang tajam dan nada yang kasar bila menghadapi pembesar-pembesar kaumnya yang keras kepala yang enggan menerima hujjah dan dalil-dalil yang dikemukakan kepada mereka yang tidak dapat mereka membantahnya atau mematahkannya.

Akan tetapi walaupun Nabi Nuh telah berusaha sekuat tanaganya berdakwah kepda kaumnya dengan segala kebijaksanaan, kecekapan dan kesabaran dan dalam setiap kesempatan, siang mahupun malam dengan cara berbisik-bisik atau cara terang dan terbuka terbyata hanya sedikit sekali dari kaumnya yang dpt menerima dakwahnya dan mengikuti ajakannya, yang menurut sementara riwayat tidak melebihi bilangan seratus orang Mereka pun terdiri dari orang-orang yang miskin berkedudukan sosial lemah. Sedangkan orang yang kaya-raya, berkedudukan tingi dan terpandang dalam masyarakat, yang merupakan pembesar-pembesar dan penguasa-penguasa tetap membangkang, tidak mempercayai Nabi Nuh mengingkari dakwahnya dan sesekali tidak merelakan melepas agamanya dan kepercayaan mereka terhadap berhala-berhala mereka, bahkan mereka berusaha dengan mengadakan persekongkolan hendak melumpuhkan dan mengagalkan usaha dakwah Nabi nuh.

Berkata mereka kepada Nabi Nuh:"Bukankah engkau hanya seorang daripada kami dan tidak berbeda drp kami sebagai manusia biasa. Jikalau betul Allah akan mengutuskan seorang rasul yang membawa perintah-Nya, nescaya Ia akan mengutuskan seorang malaikat yang patut kami dengarkan kata-katanya dan kami ikuti ajakannya dan bukan manusia biasa seperti engkau hanya dpt diikuti orang-orang rendah kedudukan sosialnya seperti para buruh petani orang-orang yang tidak berpenghasilan yang bagi kami mereka seperti sampah masyarakat.Pengikut-pengikutmu itu adalah orang-orang yang tidak mempunyai daya fikiran dan ketajaman otak, mereka mengikutimu secara buta tuli tanpa memikirkan dan menimbangkan masak-masak benar atau tidaknya dakwah dan ajakanmu itu. Cuba agama yang engkau bawa dan ajaran -ajaran yang engkau sadurkan kepada kami itu betul-betul benar, nescaya kamilah dulu mengikutimu dan bukannya orang-orang yang mengemis pengikut-pengikutmu itu. kami sebagai pemuka-pemuka masyarakat yang pandai berfikir, memiliki kecerdasan otak dan pandangan yang luas dan yang dipandang masyarakat sebagai pemimpin-pemimpinnya, tidaklah mudak kami menerima ajakanmu dan dakwahmu.Engkau tidak mempunyai kelebihan di atas kami tentang soaL-soal kemasyarakatan dan pergaulan hidup.kami jauh lebih pandai dan lebih mengetahui drpmu tentang hal itu semua.nya.Anggapan kami terhadapmu, tidak lain dan tidak bukan, bahawa engkau adalh pendusta belaka."

Nuh berkata, menjawab ejekan dan olok-olokan kaumnya:"Adakah engkau mengira bahwa aku dpt memaksa kamu mengikuti ajaranku atau mengira bahwa aku mempunyai kekuasaan untuk menjadikan kamu orang-orang yang beriman jika kamu tetap menolak ajakan ku dan tetap membuta-tuli terhadap bukti-bukti kebenaran dakwahku dan tetap mempertahakan pendirianmu yang tersesat yang diilhamkan oleh kesombongan dan kecongkakan karena kedudukan dan harta-benda yang kamu miliki.Aku hanya seorang manusia yang mendpt amanat dan diberi tugas oleh Allah untuk menyampaikan risalah-Nya kepada kamu. Jika kamu tetap berkeras kepala dan tidak mahu kembali ke jalan yang benar dan menerima agama Allah yang diutuskan-Nya kepada ku maka terserahlah kepada Allah untuk menentukan hukuman-Nya dan gajaran-Nya keatas diri kamu. Aku hanya pesuruh dan rasul-Nya yang diperintahkan untuk menyampaikan amanat-Nya kepada hamba-hamba-Nya. Dialah yang berkuasa memberi hidayah kepadamu dan mengampuni dosamu atau menurunkan azab dan seksaan-Nya di atas kamu sekalian jika Ia kehendaki.Dialah pula yang berkuasa menurunkan seksa danazab-nya di dunia atau menangguhkannya sampai hari kemudian. Dialah Tuhan pencipta alam semesta ini, Maha Kuasa ,Maha Mengetahui, maha pengasih dan Maha Penyayang.".

Kaum Nuh mengemukakan syarat dengan berkata:"Wahai Nuh! Jika engkau menghendaki kami mengikutimu dan memberi sokongan dan semangat kepada kamu dan kepada agama yang engkau bawa, maka jauhkanlah para pengikutmu yang terdiri dari orang-orang petani, buruh dan hamaba-hamba sahaya itu. Usirlah mereka dari pengaulanmu karena kami tidak dpt bergaul dengan mereka duduk berdampingan dengan mereka mengikut cara hidup mereka dan bergabung dengan mereka dalam suatu agama dan kepercayaan. Dan bagaimana kami dpt menerima satu agama yang menyamaratakan para bangsawan dengan orang awam, penguasa dan pembesar dengan buruh-buruhnya dan orang kaya yang berkedudukan dengan orang yang miskin dan papa."

Nabi Nuh menolak pensyaratan kaumnya dan berkata:"Risalah dan agama yang aku bawa adalah untuk semua orang tiada pengecualian, yang pandai mahupun yang bodoh, yang kaya mahupun miskin, majikan ataupun buruh ,diantara peguasa dan rakyat biasa semuanya mempunyai kedudukan dan tempat yang sama trehadap agama dan hukum Allah. Andai kata aku memenuhi pensyaratan kamu dan meluluskan keinginanmu menyingkirkan para pengikutku yang setia itu, maka siapakah yang dpt ku harapkan akan meneruskan dakwahku kepada orang ramai dan bagaimana aku sampai hati menjauhkan drpku orang-orang yang telah beriman dan menerima dakwahku dengan penuh keyakinan dan keikhlasan di kala kamu menolaknya serta mengingkarinya, orang-orang yang telah membantuku dalam tugasku di kala kamu menghalangi usahaku dan merintangi dakwahku. Dan bagaimanakah aku dpt mempertanggungjawabkan tindakan pengusiranku kepada mereka terhadap Allah bila mereka mengadu bahawa aku telah membalas kesetiaan dan ketaatan mereka dengan sebaliknya semata-mata untuk memenuhi permintaanmu dan tunduk kepada pensyaratanmu yang tidak wajar dan tidak dpt diterima oleh akal dan fikiran yang sihat. Sesungguhnay kamu adalah orang-orang yang bodoh dan tidak berfikiran sihat.

Pada akhirnya, karena merasa tidak berdaya lagi mengingkari kebenaran kata-kata Nabi Nuh dan merasa kehabisan alasan dan hujjah untuk melanjutkan dialog dengan beliau, maka berkatalah mereka:"Wahai Nabi Nuh! Kita telah banyak bermujadalah dan berdebat dan cukup berdialog serta mendengar dakwahmu yang sudah menjemukan itu. Kami tetap tidak akan mengikutimu dan tidak akan sesekali melepaskan kepercayaan dan adat-istiadat kami sehingga tidak ada gunanya lagi engkau mengulang-ulangi dakwah dan ajakanmu dan bertegang lidah dengan kami. datangkanlah apa yang engkau benar-benar orang yang menepati janji dan kata-katanya. Kami ingin melihat kebenaran kata-katamu dan ancamanmu dalam kenyataan. Karena kami masih tetap belum mempercayaimu dan tetap meragukan dakwahmu."

Nabi Nuh Berputus Asa Dari Kaumnya

Nabi Nuh berada di tengah-tengah kaumnya selama sembilan ratus lima puluh tahun berdakwah menyampaikan risalah Tuhan, mengajak mereka meninmggalkan penyembahan berhala dan kembali menyembah dan beribadah kepada Allah Yang maha Kuasa memimpin mereka keluar dari jalan yang sesat dan gelap ke jalan yang benar dan terang, mengajar mereka hukum-hukum syariat dan agama yang diwahyukan oleh Allah kepadanya, mangangkat darjat manusia yang tertindas dan lemah ke tingak yang sesuai dengan fitrah dan qudratnya dan berusaha menghilangkan sifat-sifat sombong dan bongkak yang melekat pd para pembesar kaumnya dan medidik agar mereka berkasih sayang, tolong-menolong diantara sesama manusia. Akan tetapi dalam waktu yang cukup lama itu, Nabi Nuh tidak berhasil menyedarkan an menarik kaumnya untuk mengikuti dan menerima dakwahnya beriman, bertauhid dan beribadat kepada Allah kecuali sekelompok kecil kaumnya yang tidak mencapai seramai seratus orang, walaupun ia telah melakukan tugasnya dengan segala daya-usahanya dan sekuat tenaganya dengan penuh kesabaran dan kesulitan menghadapi penghinaan, ejekan dan cercaan makian kaumnya, karena ia mengharapkan akan dtg masanya di mana kaumnya akan sedar diri dan dtg mengakui kebenarannya dan kebenaran dakwahnya. Harapan Nabi Nuh akan kesedaran kaumnya ternyata makin hari makin berkurangan dan bahawa sinar iman dan takwa tidak akan menebus ke dalam hati mereka yang telah tertutup rapat oleh ajaran dan bisikan Iblis. Hal mana Nabi Nuh berupa berfirman Allah yang bermaksud:

"Sesungguhnya tidak akan seorang drp kaumnya mengikutimu dan beriman kecuali mereka yang telah mengikutimu dan beriman lebih dahulu, maka jgnlah engkau bersedih hati karena apa yang mereka perbuatkan."
Dengan penegasan firman Allah itu, lenyaplah sisa harapan Nabi Nuh dari kaumnya dan habislah kesabarannya. Ia memohon kepada Allah agar menurunkan Azab-Nya di atas kaumnya yang berkepala batu seraya berseru:"Ya Allah! Jgnlah Engkau biarkan seorang pun drp orang-orang kafir itu hidup dan tinggal di atas bumi ini. Mareka akan berusaha menyesatkan hamba-hamba-Mu, jika Engkau biarkan mereka tinggal dan mereka tidak akan melahirkan dan menurunkan selain anak-anak yang berbuat maksiat dan anak-anak yang kafir spt.mereka."

Doa Nabi Nuh dikalbulkan oleh Allah dan permohonannya diluluskan dan tidak perlu lagi menghiraukan dan mempersoalkan kaumnya, karena mereka itu akan menerima hukuman Allah dengan mati tenggelam.

Nabi Nuh Membuat Kapal

Setelah menerima perintah Allah untuk membuat sebuah kapal, segeralah Nabi Nuh mengumpulkan para pengikutnya dan mulai mereka mengumpulkan bhn yang diperlukan untuk maksud tersebut, kemudian dengan mengambil tempat di luar dan agak jauh dari kota dan keramaiannya mereka dengan rajin dan tekun bekerja siang dan malam menyelesaikan pembinaan kapal yang diperintahkan itu.
Walaupun Nabi Nuh telah menjauhi kota dan masyarakatnya, agar dpt bekerja dengan tenang tanpa gangguan bagi menyelesaikan pembinaan kapalnya namun ia tidak luput dari ejekan dan cemuhan kaumnya yang kebetulan atau sengaja melalui tempat kerja membina kapal itu. Mereka mengejek dan mengolok-olk dengan mengatakan:"Wahai Nuh! Sejak bila engkau telah menjadi tukang kayu dan pembuat kapal?Bukankah engkau seorang nabi dan rasul menurut pengakuanmu, kenapa sekarang menjadi seorang tukang kayu dan pembuat kapal.Dan kapal yang engkau buat itu di tempat yang jauh dari air ini adalah maksudmu untuk ditarik oleh kerbau ataukah mengharapkan angin yang ankan menarik kapalmu ke laut?"Dan lain-lain kata ejekan yang diterima oleh Nabi Nuh dengan sikap dingin dan tersenyum seraya menjawab:"Baiklah tunggu saja saatnya nanti, jika kamu sekrg mengejek dan mengolok-olok kami maka akan tibalah masanya kelak bg kami untuk mengejek kamu dan akan kamu ketahui kelak untuk apa kapal yang kami siapkan ini.Tunggulah saatnya azab dan hukuman Allah menimpa atas diri kamu."

Setelah selesai pekerjaan pembuatan kapal yang merupakan alat pengangkutan laut pertama di dunia, Nabi Nuh menerima wahyu dari Allah:"Siap-siaplah engkau dengan kapalmu, bila tiba perintah-Ku dan terlihat tanda-tanda drp-Ku maka segeralah angkut bersamamu di dalam kapalmu dan kerabatmu dan bawalah dua pasang dari setiap jenis makhluk yang ada di atas bumi dan belayarlah dengan izin-Ku."
Kemudian tercurahlah dari langit dan memancur dari bumi air yang deras dan dahsyat yang dalam sekelip mata telah menjadi banjir besar melanda seluruh kota dan desa menggenangi daratan yang rendah mahupun yang tinggi sampai mencapai puncak bukit-bukit sehingga tiada tempat berlindung dari air bah yang dahsyat itu kecuali kapal Nabi Nuh yang telah terisi penuh dengan para orang mukmin dan pasangan makhluk yang diselamatkan oleh Nabi Nuh atas perintah Allah.

Dengan iringan"Bismillah majraha wa mursaha"belayarlah kapal Nabi Nuh dengan lajunya menyusuri lautan air, menentang angin yang kadang kala lemah lembut dan kadang kala ganas dan ribut. Di kanan kiri kapal terlihatlah orang-orang kafir bergelut melawan gelombang air yang menggunung berusaha menyelamat diri dari cengkaman maut yang sudah sedia menerkam mereka di dalam lipatan gelombang-gelombang itu.
Tatkala Nabi Nuh berada di atas geladak kapal memperhatikan cuaca dan melihat-lihat orang-orang kafir dari kaumnya sedang bergelimpangan di atas permukaan air, tiba-tiba terlihatlah olehnya tubuh putera sulungnya yang bernama "Kan'aan" timbul tenggelam dipermainkan oleh gelombang yang tidak menaruh belas kasihan kepada orang-orang yang sedang menerima hukuman Allah itu. Pada saat itu, tanpa disadari, timbullah rasa cinta dan kasih sayang seorang ayah terhadap putera kandungnya yang berada dalam keadaan cemas menghadapi maut ditelan gelombang.

Nabi Nuh secara spontan, terdorong oleh suara hati kecilnya berteriak dengan sekuat suaranya memanggil puteranya:Wahai anakku! Datanglah kemari dan gabungkan dirimu bersama keluargamu. Bertaubatlah engkau dan berimanlah kepada Allah agar engkau selamat dan terhindar dari bahaya maut yang engkau menjalani hukuman Allah." Kan'aan, putera Nabi Nuh, yang tersesat dan telah terkena racun rayuan syaitan dan hasutan kaumnya yang sombong dan keras kepala itu menolak dengan keras ajakan dan panggilan ayahnya yang menyayanginya dengan kata-kata yang menentang:"Biarkanlah aku dan pergilah, jauhilah aku, aku tidak sudi berlindung di atas geladak kapalmu aku akan dapat menyelamatkan diriku sendiri dengan berlindung di atas bukit yang tidak akan dijangkau oleh air bah ini."

Nuh menjawab:"Percayalah bahawa tempat satu-satunya yang dapat menyelamatkan engkau ialah bergabung dengan kami di atas kapal ini. Masa tidak akan ada yang dapat melepaskan diri dari hukuman Allah yang telah ditimpakan ini kecuali orang-orang yang memperolehi rahmat dan keampunan-Nya."
Setelah Nabi Nuh mengucapkan kata-katanya tenggelamlah Kan'aan disambar gelombang yang ganas dan lenyaplah ia dari pandangan mata ayahnya, tergelincirlah ke bawah lautan air mengikut kawan-kawannya dan pembesar-pembesar kaumnya yang durhaka itu.

Nabi Nuh bersedih hati dan berdukacita atas kematian puteranya dalam keadaan kafir tidak beriman dan belum mengenal Allah. Beliau berkeluh-kesah dan berseru kepada Allah:"Ya Tuhanku, sesungguhnya puteraku itu adalah darah dagingku dan adalah bahagian dari keluargaku dan sesungguhnya janji-Mu adalha janji benar dan Engkaulah Maha Hakim yang Maha Berkuasa."Kepadanya Allah berfirman:"Wahai Nuh! Sesungguhnya dia puteramu itu tidaklah termasuk keluargamu, karena ia telah menyimpang dari ajaranmu, melanggar perintahmu menolak dakwahmu dan mengikuti jejak orang-orang yang kafir drp kaummu.Coretlah namanya dari daftar keluargamu.Hanya mereka yang telah menerima dakwahmu mengikuti jalanmu dan beriman kepada-Ku dpt engkau masukkan dan golongkan ke dalam barisan keluargamu yang telah Aku janjikan perlindungannya danterjamin keselamatan jiwanya.Adapun orang-orang yang mengingkari risalah mu, mendustakan dakwahmu dan telah mengikuti hawa nafsunya dan tuntutan Iblis, pastilah mereka akan binasa menjalani hukuman yang telah Aku tentukan walau mereka berada dipuncak gunung. Maka janganlah engkau sesekali menanyakan tentang sesuatu yang engkau belum ketahui. Aku ingatkan janganlah engkau sampai tergolong ke dalam golongan orang-orang yang bodoh."

Nabi Nuh sedar segera setelah menerima teguran dari Allah bahwa cinta kasih sayangnya kepada anaknya telah menjadikan ia lupa akan janji dan ancaman Allah terhadap orang-orang kafir termasuk puteranya sendiri. Ia sedar bahawa ia tersesat pd saat ia memanggil puteranya untuk menyelamatkannya dari bencana banjir yang didorong oleh perasaan naluri darah yang menghubungkannya dengan puteranya padahal sepatutnya cinta dan taat kepada Allah harus mendahului cinta kepada keluarga dan harta-benda. Ia sangat sesalkan kelalaian dan kealpaannya itu dan menghadap kepada Allah memohon ampun dan maghfirahnya dengan berseru:"Ya Tuhanku aku berlindung kepada-Mu dari godaan syaitan yang terlaknat, ampunilah kelalaian dan kealpaanku sehingga aku menanyakan sesuatu yang aku tidak mengetahuinya. Ya Tuhanku bila Engkau tidak memberi ampun dan maghfirah serta menurunkan rahmat bagiku, nescaya aku menjadi orang yang rugi."

Setelah air bah itu mencapai puncak keganasannya dan habis binasalah kaum Nuh yang kafir dan zalim sesuai dengan kehendak dan hukum Allah, surutlah lautan air diserap bumi kemudian bertambatlah kapal Nuh di atas bukit " Judie " dengan iringan perintah Allah kepada Nabi Nuh:"Turunlah wahai Nuh ke darat engkau dan para mukmin yang menyertaimu dengan selamat dilimpahi barakah dan inayah dari sisi-Ku bagimu dan bagi umat yang menyertaimu."

Kisah Nabi Nuh Dalam Al-Quran

Al-Quran menceritakan kisah Nabi Nuh dalam 43 ayat dari 28 surah di antaranya surah Nuh dari ayat 1 sehinga 28, juga dalam surah "Hud" ayat 27 sehingga 48 yang mengisahkan dialog Nabi Nuh dengan kaumnya dan perintah pembuatan kapal serta keadaan banjir yang menimpa di atas mereka.

Pengajaran Dari Kisah Nabi Nuh A.S.

Bahawasanya hubungan antara manusia yang terjalin karena ikatan persamaan kepercayaan atau penamaan aqidah dan pendirian adalah lebih erat dan lebih berkesan drp hubungan yang terjalin karena ikatan darah atau kelahiran. Kan'aan yang walaupun ia adalah anak kandung Nabi Nuh, oleh Allah s.w.t. dikeluarkan dari bilangan keluarga ayahnya karena ia menganut kepercayaan dan agama berlainan dengan apa yang dianut dan didakwahkan oleh ayahnya sendiri, bahkan ia berada di pihak yang memusuhi dan menentangnya.

Maka dalam pengertian inilah dapat difahami firman Allah dalam Al-Quran yang bermaksud:"Sesungguhnya para mukmin itu adalah bersaudara." Demikian pula hadis Rasulullah s.a.w.yang bermaksud:"Tidaklah sempurna iman seseorang kecuali jika ia menyintai saudaranya yang beriman sebagaimana ia menyintai dirinya sendiri."Juga peribahasa yang berbunyi:"Adakalanya engkau memperolehi seorang saudara yang tidak dilahirkan oleh ibumu."

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...